Friday, April 30, 2010

Ketika Seniman Grafitti Indonesia 'Koalisi' Dengan Seniman Perancis, Apa Jadinya?
Ditulis oleh Iskandar Bakrie/Firmansyah
Rabu, 27 Januari 2010 19:15
Foto: Firmansyah

Foto: Firmansyah

Sekitar 20 grup seniman graffiti jalanan yang ada di Indonesia memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan seniman graffiti asal perancis yaitu CRF One untuk memperlihatkan keterampilannya dalam menorehkan seni abstrak di bidang datar.

K-20 grup lokal tersebut antara lain Ashtwo, Audi, Cik Cuk, Brotz, Flat, Gth, Guntur, Hard13, Ifdar, Koma, Komodo, Miel88, Morden, Nsane5, Popo, Rhein13, Shake, Spydee, Toto, Yellow Dino dan Zaki.

Lebih bebas menumpahkan imajinasi [Foto: Firmansyah]

Lebih bebas menumpahkan imajinasi [Foto: Firmansyah]

Grup tersebut diundang oleh Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) untuk mewakili aspirasi berbagai macam aliran grup-grup graffiti ternama dari beberapa pulau besar di Jawa seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta karena mereka cukup terkenal dalam dunia seni toreh abstrak tersebut.

Sekitar 1,5 jam berekspresi, dinding papan putih dengan panjang sekitar 5 meter dan lebar 2 tersebut, menjadi sebuah karya abstrak yang sangat serasi dan setiap coretan terkesan mengandung makna tertentu dalam mengekspresikan jiwa seni masing-masing grup walaupun dalam satu papan memadukan 3 aliran sekaligus.

Foto: Firmansyah

Foto: Firmansyah

Graffiti adalah kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kalimat tertentu atau gambar abstrak tertentu di atas dinding ataupun media toreh lain. Alat yang digunakan biasanya cat semprot kaleng.

Foto: Firmansyah

Foto: Firmansyah

RCF One mendapatkan pengalamannya dari jalanan kota Paris yang telah memberikan kebebasan total baginya untuk beraksi sebagai pembela grafiti dan warna-warna cerah penuh semangat.

RCF One menyerang tembok-tembok kota Paris tanpa melupakan support lainnya yang mungkin bisa bertahan lebih lama seperti kanvas. Maka, meskipun ia sering mengekspos karyanya, namun jalanan kota tetap menjadi arena bermain baginya.

Foto: Firmansyah

Foto: Firmansyah

RCF One lebih menyukai sisi spontanitas suatu tindakan daripada proses kerja suatu karya seni melihat seni lukis dengan semboyan 'Sebuah kesaksian seorang individu yang sederhana dengan sentuhan aura suatu jaman'.

Foto: Firmansyah

Foto: Firmansyah

Hasil workshop sekitar 20-an artis grafiti lokal dan RCH One tersebut, rencananya akan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, dimulai tanggal 30 Januari 2010 hingga 10 Februari 2010 mendatang.


No comments:

Post a Comment